KABAR TERPILIH - Panorama saat matahari tenggelam pun tak kalah. Pemandangan detik per detik matahari tenggelam di kaki langit sangat sayang dilewatkan. Saat itu, matahari berubah warna kemerahan dengan ukuran yang lebih besar ketimbang pada siang hari, akan menjadi sasaran empuk kamera wisatawan. Bahkan, hingga malam hari, keindahan Torosiaje belum habis. Kemilau lampu rumah warga ibarat ratusan kunang-kunang di atas laut.
Kampung yang berdiri sejak 1901 itu dihuni suku Bajo yang dikenal sebagai pelaut tangguh. Di bagian barat Provinsi Gorontalo ada sebuah kampung yang berdiri di atas permukaan laut Teluk Tomini, namanya Torosiaje. Kini, Torosiaje menjelma menjadi perkampungan wisata yang elok dan menampilkan pesona lain dari Gorontalo.
Torosiaje kini merupakan perkampungan yang terletak 600 meter dari daratan Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, atau sekitar tujuh jam perjalanan darat menuju arah barat dari ibu kota Provinsi Gorontalo. Dideklarasikan sebagai Kampung Wisata Bahari pada 2007 oleh pemerintah setempat, Torosiaje menawarkan wisata bahari yang cukup menawan.
Setiba di dermaga Torosiaje, pengunjung akan disambut ojek perahu yang banyak bersandar di dermaga. Setiap penumpang dipungut Rp 2.000 menuju Torosiaje yang memakan waktu 10 menit berperahu. Pemandangan di pagi hari atau menjelang matahari terbit menawarkan pesona alam yang menyihir. Pantulan cahaya matahari pagi mengubah permukaan air laut di Torosiaje seperti hamparan emas bersinar kekuningan. Hilir mudik perahu orang Bajo yang disebut sope, sangat bagus menjadi sasaran kamera wisatawan yang gemar fotografi.
Kini, Torosiaje sudah menjelma menjadi perkampungan modern yang dihuni sekitar 1.400 jiwa. Tiap rumah sudah teraliri listrik. Dalam banyak kesempatan, sesekali terdengar suara musik yang diputar kencang dari sound system milik warga.
Dalam sejarah yang diceritakan secara turun-temurun, toro dalam bahasa Bajo adalah ’tanjung’ dan siaje merupakan julukan kepada seseorang yang berarti ’si aje’ (si haji). Artinya, Torosiaje adalah tanjung yang ditemukan oleh seorang pria bergelar haji dan dipanggil siaje, saat itu. Awal berdirinya Kampung Torosiaje hanya terdapat puluhan jiwa.
No comments:
Post a Comment