06 July 2013

Seperti Apa Wayang Kertas Hasil Kreasi Sukoco?

KABAR TERPILIH - Sukoco merupakan pengrajin wayang kertas, nama yang disematkan orang atas karyanya. Wayang ini unik karena tetap kokoh walau hanya terbuat dari kertas karton yang dipoles cat minyak. Wayang cocok dipajang sebagai hiasan dinding.

Sukoco, pria kelahiran Magelang, 22 September 1980, takmenyangka coretan gambar wayang dalam kertas karton menarik perhatian turis mancanegara. Semula ia hanya iseng dan takberniat menjual hasil karyanya itu. "Justru pengunjung tertarik membelinya," kata Sukoco di rumahnya, Dusun Sangen, Desa Candirejo, RT 1 RW 8, Borobudur, Magelang, Jumat, 5 Juli 2013.

Ia belajar otodidak. Sejak kelas 3 SD, Sukoco mulai menggambar tokoh wayang di kertas manila. Kesukaannya pada tokoh wayang diilhami cerita dari ayahnya, Sumopawiro, sesepuh desa yang sering menceritakan wayang. Sukoco mulai membuat wayang kulit ketika SMA. Bahannya dari kulit kerbau. Namun Sukoco terbentur modal. Akhirnya ia membuat wayang kertas.

Selain lucu dan menarik, turis terkesima oleh karakter punokawan yang berbeda-beda. Sukoco saat ini lebih banyak membuat tokoh wayang pria ketimbang wanita. Hanya saja ia ingin menuntaskan seluruh karakter kuat tokoh wayang pria. Menariknya Punokawan banyak diminati turis Belanda dan Perancis serta pembeli lokal.

Tokoh-tokoh wayang yang dibuat Sukoco sudah puluhan. Punokawan (Semar, Gareng, Petruk, Bagong), Arjuna, Bima, Baladewa, Kumbokarno, dan Anoman masuk dalam daftar tokoh itu. Semua tokoh wayang selalu memiliki karakter.

Tokoh-tokoh raja seperti Kresna, Baladewa, Duryudana, serta Dasamuka lebih sulit ketimbang lainnya. Alat-alat yang dibutuhkan cukup sederhana yakni cat minyak,kertas karton, dan tatah. Kertas dipotong sesuai bentuk wayang lalu diwarnai (nyungging). Dikeringkan dan dipernis terlebih dahulu supaya halus dan indah. Sukoco perlu waktu 4-5 pekan dalam membuat wayang kertas. Tergantung tokohnya.

Wayang kertas ini dijual dengan harga Rp 35-40 ribu. Bila pengunjung ingin memesan dengan pigura harganya Rp 200 ribu. Meski tidak ada pesanan, Sukoco tetap akan membuatnya. Wayang kertas sudah bagian dari hidupnya.

Sejatinya, Sukoco mulai berniat mejual wayang kertas sejak 2011. Semula wayang-wayang kertasnya hanya pajangan rumahnya sebagai pemuas hobi. Menurut Sukoco, wayang kertas hanya membutuhkan ketrampilan serta ketelitian. Soal bentuk wayang memang harus sesuai tokohnya. Namun untuk warna, ia seringkali berkreasi untuk memadukan komposisi warna yang tepat.

No comments:

Post a Comment